BLITAR - Banjir yang melanda Desa Ngaringan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar yang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat, sangat disesalkan oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Abdul Munib. Menurutnya, banjir ini diduga akibat banyaknya pohon keras yang ditebang untuk ditanami pisang cavendish.
"Desa Ngaringan setiap musim hujan hampir di pastikan banjir melanda perkampungan desa ini, diantaranya akibat kurangnya pohon keras sebagai penyerap air. Sebab adanya mengembangkan sentra tanaman pisang Cavendish diwilayah tersebut, " ujarnya Senin (14/12/2020).
"Kami mengharapkan PT Nusantara Segar Abadi (NSA) yang menggarap lahan seluas 300 hektar ini tetap menjaga ekosistem tanaman, sehingga berinvestasi tetapi tidak merugikan masyarakat sekitar. Sedangkan untuk Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blitar disarankan untuk mengingatkan kepada investor untuk memperhatikan dampak lingkungannya, " tegasnya.
Sementara itu Kepala Desa Ngaringan, Agus Tri Jayanto saat dikonfirmasi mengatakan, terjadinya banjir yang terjadi dari warga beranggapan faktor penyebab utama adalah pengalihan tanaman keras ketanaman pisang yang dikelola oleh PT. NSA.
Semenjak adanya penanaman pisang cavendish bila musim hujan datang pasti terjadi banjir. Padahal dulu walaupun hujan lebat tidak terjadi banjir, kalaupun ada tidak sampai banjir parah seperti sekarang ini.
(Dampak banjir mengakibatkan putusnya jembatan penghubung antara Desa Ngaringan dengan Desa Butun)
"Pihak Desa Ngaringan sudah melakukan mediasi dengan PT. NSA terkait kerugian warga terdampak banjir. Dan pihak perusahan sudah bersedia mengganti kerugian warga secepatnya, " ujar Agus.
Dirinya menginginkan Pemerintah Daerah dan pihak terkait cepat turun tangan mengatasi permasalahan yang ada di Desa Ngaringan. Agar dampak masalah banjir diselesaikan dan dicari solusinya supaya tidak meluas kedaerah lain.
Dilain pihak, warga Desa Ngaringan yang bernama, Roni mengatakan, banjir ini semenjak adanya tanaman pisang cavendish. Banjir pertama kali sekitar tahun 2016 dan kali ini yang paling parah.
"Dulu perkebunan itu ditanami pohon kopi, tapi sekarang diganti dengan pisang. Jadi bila pohon kopi ditebang, kalau hujan turun tidak bisa menyerab air dan terjadi banjir, " katanya.
Diketahui sebelumnya, bencana banjir bandang itu terjadi sekitar pukul 13.00 wib, kemarin, diduga akibat hujan deras ber jam-jam membuat sungai Sat tak mampu menahan debit air yang terlalu besar. Banjir bandang hingga memutus jembatan penghubung antara Desa Ngaringan dengan Desa Butun Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar. (tn)