Sumartono
Sumartono
  • Oct 12, 2020
  • 459

Teknik Budidaya Padi Ramah Lingkungan di Blitar Hasilkan Panen Melimpah

Teknik Budidaya Padi Ramah Lingkungan di Blitar Hasilkan Panen Melimpah
Panen padi di Desa Sragi dengan teknologi Metode Hayati Indonesia (foto: Istimewa)

BLITAR - Demi menjaga ketahanan pangan di bidang pertanian, Pemerintah Kabupaten Blitar kembangkan teknologi Metode Hayati Indonesia (MHI).Teknik ini adalah suatu cara budidaya padi ramah lingkungan, menggunakan input lebih efisien yaitu pupuk organik, pestisida hayati.

Menurut Kepala Bidang Ketahan pangan Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Blitar, Nuryono Darul melalui, Kasi Tanaman Pangan, Matsafi'i teknik ini bisa menghasiljan 12 ton per hektare gabah bebas residu, padi sehat, ke arah organik, dan dikonsumsi pun menjadi lebih bagus untuk kesehatan.

"Kita contohkan di Desa Sragi, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar dengan luas 2 hektar beberapa bulan lalu. Hal ini sebagai solusi padi berlahan sempit dengan hasil tinggi, biaya lebih irit, lahan menjadi lebih subur, " katanya saat ditemui dikantornya, Senin (12/10/2020).

Dirinya menjelaskan, petani yang mengelola MHI ini menyebut bahwa teknologi ini layak dikembangkan untuk meningkatkan ekonomi pedesaan. Proses produksi secara berkelompok, ditata dan dipantau perkembangan sesuai jadwal.

"Dari limbah ternak atau kotoran hewan lalu diproses menjadi kompos pupuk organik ke sawah. Program ini bisa menekan biaya produksi usaha tani, meningkatkan hasil dan kualitas produksi usaha tani, memperbaiki ekosistem alam di wilayah perdesaan, " paparnya.

Lanjutnya, teknologi MHI melakukan perekayasaan teknologi menunjang program 100 persen bebas pestisida kimia. Karena limbah dari kotoran hewan diolah jadi teknologi asam humat, sedangkan limbah urin diolah untuk pestisida nabati tanaman pangan, buah dan sayuran.

"MHI yang dikelola di Desa Sragi, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar ini cocok sebagai solusi padi berlahan sempit dengan hasil tinggi, biaya lebih irit, lahan menjadi lebih subur dan pendapatan ganda dari ternak, " papar Kasi ketahanan pangan ini.

"Kita pernah melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis (bimtek) untuk para petani. Disamping itu MHI ini sifatnya mandiri, karena sistemnya yang berbeda dengan kebiasaan menanam petani sebelumnya, sehingga pemerintah akan memfasilitasi untuk pelatihannya, ” tandasnya. (kmf/***)

Penulis :
Bagikan :

Berita terkait

MENU